Friday, October 19, 2018

Ketika akal terkunci oleh suatu

Ketika akal terkunci oleh suatu kebenaran yang asalnya dari manusia.

Undang undang yang dibuat oleh pakar hukum untuk dijadikan landasan atau dasar sebuah HUKUM itu belumlah sesuatu yang benar dan mutlak.

Karna ada kebenaran yang berasal dari warisan turun temurun nenek moyang kita.
Dan kita menyakini hal tersebut menjadi suatu kebenaran.

Contoh
Selama ini anda beranggapan jika makan itu harus dilakukan dengan piring, sendok dan garpu.

Sampai kitapun tak pernah ragu menegur orang yang makan tak mengunakan piring atau makan tanpa sendok.
Kebenaran ini sudah kita yakini dan bahkan menyatu dengan aliran darah kita.

Hingga suatu saat ada kejadian dimana kebenaran yang anda yakini itu menjadi suatu kesalahan buat orang lain.

Anda berkunjung kesuatu tempat dimana kebenaran bagi yang hidup ditempat itu bertolak belakang dengan kebenaran anda.

Ketika makan malam berlangsung maka ada kejadian tak wajar. Dimana semua mata menuju ke anda.
Disaat anda bingung ada salah satu orang menghampiri anda berkata jika anda melalukan kesalahan.

Anda semakin bingung. Anda lihat piring anda sudah lengkap dengan makanan siap santap dan sendok juga garpunya.
Anda bertanya dimana salah saya?.

Ternyata orang yang tinggal ditempat itu juga punya kebenaran hasil warisan nenek moyang.
Dimana makan menggunakan gelas dan minum menggunakan piring.

Anda terkejut.
Apa anda akan berdebat dan adu argumen tentang siapa yang benar.
Atau
Anda akan menghormati kebenaran mereka dan menikmati makan malam bersama mereka.

Jadi jangan kunci akal anda tentang suatu kebenaran yang dihasilkan dari sebuah warisan para nenek moyang anda.

Karna kebenaran yang sejati adalah berasal dari TUHAN.

HUKUM yang sekarang adalah warisan para penjajah.
Sebab itu tidak berlaku asas dua sisi mata pedang.
Artinya
Hanya mau menghukum.
Apabila salah menghukum maka dimaafkan.

Seharusnya pengadilan adalah tempat pembuktian suatu kebenaran.
Maka
pengadilan berubah menjadi tempat menentukan berapa lama seseorang dihukum.

Kediktatoran sang hakim untuk menindas bangsanya sendiri.

#Belajar_Waras
#PenjaraBukanSolusi
#PecanduBukanKriminal

No comments:

Post a Comment